Arsip untuk Januari 9, 2010




Peneliti: 48% minuman coca-cola mengandung bakteri Tinja

Virginia, Semakin banyak saja alasan untuk tidak mengonsumsi minuman soda. Kali ini peneliti mengungkapkan fakta horor tentang minuman soda. Hampir 48 persen minuman soda yang berasal dari tempat-tempat fast food atau cepat saji mengandung bakteri yang banyak terdapat pada tinja.

Bakteri tersebut awalnya berkembang dari kran minuman soda yang jarang dibersihkan. Bisa dibayangkan jika bakteri yang menempel pada kran minuman soda itu masuk dan berkembang dalam tubuh manusia. Alhasil, diare, sakit perut, keracunan dan penyakit pencernaan lainnya pun bisa mengancaman kesehatan.

Para ahli mikrobiologi dari Hollins University mengumumkan hasil penemuan tersebut dalam International Journal of Food Microbiology.

Mereka melaporkan bahwa bakteri coliform yang banyak terdapat dalam feses terdeteksi sebanyak 48 persen pada minuman soda dan hasil mikroskop menunjukkan jumlah bakterinya lebih besar dari 500 cfu/ml. Jumlah yang cukup untuk menyebabkan usus menghasilkan reaksi yang tidak nyaman.

Lebih dari 11 persen minuman yang dianalisa adalah bakteri coliform Escherichia coli (E. Coli) dan 17 persennya adalah Chryseobacterium meningosepticum. Beberapa bakteri patogen lainnya yang terdapat dalam minuman soda antara lain Klebsiella, Staphylococcus, Stenotrophomonas, Candida dan Serratia.

Fakta lainnya yang lebih mengejutkan adalah, hampir semua bakteri yang teridentifikasi tersebut menunjukkan resistensi atau kekebalan terhadap 11 jenis antibiotik yang diujikan peneliti.

Peneliti juga melaporkan peningkatan kasus penyakit ‘gastric distress’ atau penyakit gangguan pencernaan pada beberapa orang yang mengonsumsi minuman soda dari restoran cepat saji.

Meskipun beberapa tempat makan fast food sudah memiliki sertifikat aman dari perusahaan auditor atau penjamin kesehatan, namun banyak diantaranya yang tidak melakukan update sertifikasi selama beberapa tahun.

“Hal ini semakin meyakinkan bahwa mengonsumsi minuman soda tidak aman. Lebih banyak bahaya yang akan didapatkan daripada keuntungan mengonsumsinya,” ujar seorang peneliti seperti dikutip dari Treehugger, Jumat (8/1/2010).(fah/ir)

Sumber :
detikcom

Add comment Januari 9, 2010

Hati-hati Penyakit TBC jadi no7 pembunuh dunia

Nugroho seorang pekerja film lepas. Tak ada masalah kesehatan selama sepuluh tahun bekerja di industri kreatif ini. Meski biasa bekerja begadang, namun tak jarang pekerjaan editing diselesakan di rumahnya di bilangan Tebet.

Dunia kerja yang tidak mengenal waktu ini membuat Nugie –nama akrab Nugroho ini– pernah mengalami sakit serius. “Saya diberitahui dokter ternyata saya mengidap TBC (Tubercolosis),” ujarnya, yang waktu itu lebih dari dua minggu dirawat di rumah sakit.

Ternyata Nugie tidak sendiri. TBC bukan saja penyakit yang sering menjadi olok-olok sebagai penyakit rakyat miskin. Setidaknya, lebih dari 2 miliar orang, atau sepertiga dari total populasi dunia, terinfeksi dengan Mycobacterium tuberculosis, bakteri yang menyebabkan tuberkulosis.

Nugie masih beruntung selamat meski harus menjalani perawatan hampir setahun dengan minum obat tanpa jeda setiap harinya. Pasalnya, tuberkulosis adalah penyebab kematian nomor tujuh di dunia. TBC telah membunuh 1,8 juta orang di seluruh dunia tahun lalu, atau naik dari 1,7 juta pada tahun 2007. Memang sih, TBC adalah tiga penyakit utama yang terkait erat dengan kemiskinan, dua lainnya adalah AIDS dan Malaria.

Berikut adalah beberapa fakta-fakta kunci tentang tuberkulosis:

*TBC menyebar dengan mudah melalui udara. Orang bisa tertular melalui batuk, bersin, berbicara atau meludah. Hanya dalam jumlah kecil sudah cukup untuk transmisi penyaki ini. Di dunia ini setiap orang baru terinfeksi TBC setiap detik.

* Hampir semua infeksi TBC laten, dengan pembawa tidak menunjukkan gejala dan mereka tidak menular. Namun, satu dari sepuluh orang akan menjadi sakit dengan TBC aktif seumur hidupnya terutama disebabkan sistem kekebalan yang lemah.

* Dari 1,8 juta kematian pada tahun 2008, atau 4.930 kematian terjadi setiap hari, setengah juta orang penderitanya juga mengidap AIDS. TBC mempengaruhi kebanyakan orang dewasa muda di tahun-tahun paling produktif. Sebagian besar kematian akibat TBC berada di negara berkembang. Lebih dari separuh terjadi di Asia.

* Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa 9,4 juta orang TBC aktif dikembangkan pada tahun 2008, naik dari 9.27 juta pada tahun 2007 dan 9.24 juta pada tahun 2006. Di antara 15 negara dengan tingkat kejadian TBC tertinggi di tahun 2007, 13 negara di Afrika, sementara separuh dari semua kasus-kasus baru di enam negara Asia – Bangladesh, Cina, India, Indonesia, Pakistan dan Filipina.

* TBC adalah nomor tujuh penyebab kematian tertinggi di negara-negara miskin.

* Rata-rata pasien TBC kehilangan tiga sampai empat bulan kerja dan hingga 30 persen dari pendapatan rumah tangga dalam setahun. Bank Dunia memperkirakan bahwa penyakit ini mengurangi sampai 4 persen -i 7 persen dari PDB di beberapa negara-negara yang terkena dampak paling parah.

* Obat-resistan TB disebabkan oleh perlakuan yang tidak konsisten atau parsial sering karena pasien berhenti minum obat karena pengidap TBC mulai merasa lebih baik.

* Sebuah bentuk berbahaya khususnya TBC adalah TB-MDR (MDR-TB), adalah TBC yang menolak setidaknya isoniazid dan rifampisin, dua obat paling kuat dari anti-TB.

* Harga MDR-TB tinggi di beberapa negara, terutama di India, Cina dan bekas Uni Soviet, dan mengancam upaya-upaya pengendalian TB. TB-MDR hadir di hampir semua negara yang disurvei oleh World Health Organisation.

* Secara luas resistan terhadap obat TB, atau XDR-TB, adalah jenis TB yang relatif langka. Antara 35 persen dan 50 persen pasien TB dengan bentuk ini mati. (TEM/Ezz)

Add comment Januari 9, 2010

Laman

Kategori

Tautan

Meta

Kalender

Januari 2010
S S R K J S M
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031

Posts by Month

Posts by Category